Embun: Cinta Sepihak Yang Menyakitkan
Pagi hari yang indah, disaat kau membuka matamu, suara burung berkicauan, matahari pagi yang menyilaukan, dan embun yang tak terlihat kala itu tapi bisa kau rasakan.
Embun itu? Yang mana? Tak terlihat sama sekali.. kau tau begitulah sosokku dimatamu, walau seberapa tulus dan banyaknya perhatianku kepadamu kau memang tak pernah mau memperdulikanku. Apakah kau tau? Semua orang berhak untuk mencinta dan dicinta.. tapi apakah kau tau jika seolah perasaan saat mencintai itu jauhlah lebih sakit saat kau lebih memilih memperhatikan orang lain dan tidak memperdulikanmu dan orang yang jelas jelas selalu ada untukmu kau sia-siakan begitu saja.
Sikap cuekmu kepadaku? Aku merasa sudah terbiasa, dan tidak menjadikannya sebuah kesedihan, tapi saat kau bilang untuk tidak berharap kepadamu, itulah yang membuatku sakit... kau tahu jika mengagumi seseorang itu adalah hak setiap orang, lantas mengapa harus berhenti? Jika kau terganggu maka beritahu saja aku untuk menjauh darimu, selama apapun itu aku akan tetap menunggumu.. tapi ingatlah selalu ada aku yang tak pernah bosan bosannya untuk selalu memandangmu dari jauh.
Malam ke siang, siang ke malam.. kau tau? Selalu terbayang namamu di setiap hariku, memandangmu saja sudah lebih dari cukup, memintamu bersamaku? Aku tak ingin, cukup melihatmu bahagia walau dengan siapapun itu.. jika ada satu bintang yang paling sering kulihat di siang hari itu adalah kamu.. dirimu itu sangatlah berarti. Aku hanyalah embun yang selalu menyejukkanmu di pagi hari yang melihatmu dipagi harimu disekolah, yang terseyum dengan manis denganmu tapi tak kau hiraukan.
Tuhan sangatlah adil karena menciptakanmu sebagai sosok yang indah di mataku, mengapa aku tak menjadi sosok yang indah di matamu pula? Mungkin aku memang tak secantik mereka tapi apakah kau tau diriku ini hanya membawa sejuta cinta dan ketulusan hati dalam mencintaimu.
Kiriman dari: Waode Mar'atun Sholiha
Email: solihamaratun237@gmail.com