Cerita Sedih Tentang Perjuangan Ayah
Hatiku selalu menangis jika melihat ayah sedang bekerja, badannya yang sudah tua renta harus mengerjakan semua itu dengan tenaganya yang sudah rapuh. Maafkan aku ayah, anakmu ini belum bisa membantumu untuk mencari nafkah. Aku hanya bisa berdoa semoga kelak aku bisa membahagiakanmu, agar kelak kau bisa menikmati hari tuamu dengan indah.
Sehabis pulang kerja aku selalu melihat ayah memijat-mijat sendiri kakinya, Aku tahu dia sangat kelelahan. Aku juga melihat dikakinya timbul penyakit kulit seperti kutu air. akupun menangis lagi kalau melihat kejadian itu. Aku ingin cepat besar agar aku bisa membantu ayah.
Kini, Ayah sudah jarang berangkat bekerja. karena kondisinya yang sering sakit-sakitan membuatnya harus sering beristirahat dirumah. Aku sebagai anak yang tertua harus memikirkan nasib keluarga kami, aku berpikir keras bagaimana cara mendapatkan uang, sedangkan sekolahku saja belum selesai. didalam kebingungan yang terus menghantuiku, seorang teman mengajakku untuk berdagang menjual kantong di pasar. walaupun untungnya kecil tapi dengan menggeluti usaha ini aku bisa meringankan beban ayah sebagai tulang punggung keluarga.
Ayah,
Semangatmu adalah hidupku.
keringatmu adalah nafasku,
Aku hidup karena pundakmu.
Aku bernafas karena cintamu
Perjuanganmu saat ini
Adalah semangatku saat nanti
Keringatmu saat ini
untuk senyumku hingga nanti
Ayah,
Maafkan aku yang belum bisa membahagiakanmu.